Selasa, 29 Maret 2011

Tapteng Berpotensi Rusuh

Mahkamah Konstitusi Diminta Pertimbangkan Rasa Keadilan Masyarakat!

Gonjang-ganjing seputar Pilkada 12 Maret 2011 belum juga selesai. Berbagai kalangan mencoba menebar ide ketidak absahan Pilkada Tapteng. Tujuan akhirnya Pilkada diulang.

Bagaimana kita harus menyikapi Pilkada Tapteng? Apakah penting Pilkada diulang? Bagi kami ide Pilkada ulang adalah ide yang ingin merusak serta membajak demokrasi yang sedang tumbuh di Tapteng. Pilkada 12 Maret adalah Pilkada teraman, dengan tingkat partisipasi masyarakat yang begitu tinggi, dan yang terpenting keinginan rakyat Tapteng untuk menyingkirkan rezim yang selama ini menebar intimidasi tercapai sudah.

Sekarang ini ada usaha agar demokrasi ala Tapteng yg penuh sukacita,aman dan tenteram dihancurkan dengan alasan demi hukum. Hukum memang harus ditegakkan, tapi penegakan hukum harus juga mengedepankan rasa keadilan masyarakat. Kepentingan Taptenglah yg utama harus ada diatas kepentingan2 kelompok dan golongan.

Kami menolak gagasan Pilkada ulang karena: Pertama,Pilkada ulang berpotensi mempertahankan status quo di Tapteng. Jika seandainya Pilkada diulang, tipis sekali kemungkinan Alven memenangi Pilkada. Yg kemungkinan berpeluang menang adalah DRS.

Kedua, jika Alven menang maka peersoalan tanah tak akan pernah selesai. Dalam pertemuan dgn Albiner beberapa bulan sebelum Pilkada kami meminta komitmen Albiner tentang penyerobotan tanah. Tapi jawaban dari Albiner tidak jelas. Dia mengatakan persoalan tanah akan dibicarakan setahun setelah dia jadi bupati. Dan janji ini kami anggap tak serius menangani persoalan tanah.

Ketiga, jika Pilkada diulang maka pendukung Bosur akan kecewa dan marah dan bukan tidak mungkin Tapteng berubah menjadi lautan api dan banjir darah. Para korban penyerobotan tanah dan intimidasi yg skrg merasa merdeka akan merasa dipermainkan oleh negara.

Melihat antusiasnya rakyat selama kampanye untuk mendukung Bosur maka sulit kita bayangkan rakyat yg merasa dipermainkan tidak bertindak brutal. Maka jalan terbaik untuk Tapteng saat ini adalah melantik Bosur jadi bupati dan mengawasi kinerjanya. Jika Bosur memang punya dosa yang tak pantas membuatnya duduk jadi bupati baiklah itu diungkit setelah dia dilantik jadi bupati. Rakyat akan lebih menerima itu daripada mencoba menggagalkan pilihan rakyat.

Senin, 28 Maret 2011

Menduga Putusan MK

Besok sore (29/3/2011) Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengadakan sidang lanjutan gugatan Pilkada Tapteng. Setelah KPUD menyatakan Bosur sebagai bupati pilihan rakyat dengan meraup 62% suara sementara Dina-Hikmal hanya meraup 37%, pasangan Dina-Hikmal langsung mengajukan gugatan ke MK.

Langkah Dina-Hikmal diikuti oleh pasangan balon bupati yang tak lolos verifikasi, Albiner Sitompul-Steven Simanungkalit. Pasangan yang terakhir ini ikut mengajukan gugatan ke MK dengan memakai dalil keputusan PTUN yang memenangkan gugatan mereka. Dalam risalah perkara tanggal 25/3/2011, kubu Alven minta Pilkada diulang karena mereka menganggap berpeluang memenangi Pilkada karena didukung 14 partai politik.

Dina-Hikmal (DRS) sendiri mengajukan gugatan ke MK karena menilai Pilkada tidak berlangsung dengan jujur dan adil. Mereka beralasan kekalahan mereka disebabkan oleh adanya politik uang dan intimidasi kepada kubu DRS. Selain itu mereka menilai pihak kepolisian tidak netral dalam Pilkada. Kubu DRS juga meminta jika Pilkada diulang, Bosur diminta dicoret dari daftar peserta Pilkada.

Hasil keputusan MK barangkali akan keluar besok atau mungkin beberapa hari setelah itu. Ini jika perkara sampai memasuki sidang ke-3.

Warga Tapteng sendiri memiliki beragam pendapat menyikapi gugatan Pilkada di MK. Sebagian orang ketus menanggapinya. Sebagian orang penasaran akan hasil sidang di MK. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan PEDULI TAPTENG ONLINE masyarakat umumnya beranggapan bahwa MK akan menolak gugatan penggugat.

"Tidak masuk akal, masak Pilkada yang berlangsung jujur begini dengan tingkat partisipasi masyarakat yang sangat antusias mau diulang lagi" kata Ibu Sinaga, seorang pensiunan kepala sekolah.

Masyarakat juga menilai bahwa Pilkada ulang hanya menghabiskan energi dan anggaran. "Rakyat kan sudah punya pilihan, masak pilihan rakyat mau dianulir begitu saja. Untuk saat ini Bosur adalah pilihan terbaik untuk Tapteng".

Sabtu, 19 Maret 2011

Inilah Keunikan Pilkada Tapteng

Pilkada Tapteng 12 Maret 2011 bisa jadi menjadi Pilkada terunik sepanjang republik berdiri. Setelah Pilkada ini disebut-sebut menjadi Pilkada teraman di Indonesia, maka tak salah bila Pilkada ini kita sebut terunik di Indonesia juga.

Keunikan dari Pilkada ini antara lain:
1. Pilkada diikuti oleh 3 pasang calon, dua pasang calon berasal dari PNS. Pada salah satu kesempatan kampanye salah satu pasangan calon meminta para pendukungnya untuk memilih calon yang lain.

2. Jika ada calon yang memberi uang kepada para peserta kampanye, calon yang lain diberi uang oleh peserta kampanye.

3. Malam sebelum hari pencoblosan, masyarakat mengadakan ronda malam untuk merazia orang yang akan melakukan "serangan fajar".

4. Beberapa kepala dinas, berhasil ditangkap warga karena berkeliaran pada malam sebelum pemungutan suara.

5. Setelah penghitungan suara selesai di TPS, warga langsung melakukan konvoi kemenangan di jalan raya bahkan ada yang sampai tidur di jalan raya. Warga lain berjubel ke pinggir jalan menyambut konvoi.

6. Setelah satu pasang calon dinyatakan menang, rakyat langsung mengadakan pesta dengan biaya sendiri.

7. Kotak suara di PPK dijaga warga sepanjang malam.

8. Bupati terpilih tidak punya uang. Setelah Pilkada banyak warga yang mengatakan mengeluarkan biaya sendiri untuk mensukseskan Bosur.

Selasa, 15 Maret 2011

Hasil Rekapitulasi PPK Pilkada Tapteng

Hari ini, (15/3/2011) KPUD Tapanuli Tengah diperkirakan mengadakan rekapitulasi perhitungan suara hasil Pilkada 12 Maret 2011. PPK Kecamatan Pandan menjadi PPK yang terakhir mengantarkan hasil pleno PPK kecamatan. Dini hari, pukul 1.00 WIB PPK kecamatan menyelesaikan rekapitulasi dan langsung mengantarkan hasilnya ke KPUD. Kapolres Tapteng Dicky Patria Negara tampak hadir dalam perhitungan suara di PPK Pandan tadi malam.

Sesuai data yang berhasil dihimpun PEDULI TAPTENG ONLINE dari semua kecamatan, pasangan Nomor urut 1, Bonaran Situmeang-Sukran Tanjung (Bosur) berhasil unggul di 18 kecamatan. Pasangan Bosur hanya kalah tipis di dua kecamatan, kecamatan Sitahuis dan Kecamatan Sukabangun.

Dari perhitungan manual PEDULI TAPTENG pasangan BOSUR meraup suara 83.244 (62 %). Diurutan kedua bertengger pasangan nomor urut 3, Dina Riana Samosir-Hikmal Batubara yang mengumpulkan suara sebesar 49.442 (36 %). Sedangkan pasangan nomor urut 2 Tasrif Tarihoran-Raja Asih Purba hanya mendapat dukungan 1.452 (1 %) suara. Suara tidak sah tercatat 1.200 (1%) suara.

Berikut hasil rekapitulasi yang berhasil kami himpun dari setiap PPK. Sirandorung No.1=3802, No.2=47, No.3=2596; Sosorgadong No.1=4065, No.2=52, No.3=2074; Sitahuis No.1=1228, No.2=21, No.3=1283; Sarudik No.1=4828, No.2=77, No.3=3171; Tapian Nauli No.1=4673, No.2=56, No.3=2971.

Pandan No.1=10545, No.2=288, No.3=5860; Tukka No.1=2866, No.2=83, No.3=2214; Sarudik No.1=4828, No.2=77, No.3=3171; Sibabangun No.1=3703, No.2=95, No.3=3036; Sukabangun No.1=535, No.2=11, No.3=793; Lumut No.1=2583, No.2=86, No.3=1747; Pinangsori No.1=6014, No.2=164, No.3=3100; Badiri No.1=4653, No.2=106, No.3=4498.

Kolang No.1=5571, No.2=78, No.3=2635; Sorkam No.1=6195, No.2=18, No.3=2148; Sorkam Barat No.1=4337, No.2=31, No.3=2212; Pasaribu Tobing No.1=2438, No.2=21, No.3=827; Barus No.1=4981, No.2=68, No.3=2315; Barus Utara No.1=1347, No.2=17, No.3=879; Andam Dewi No.1=4444, No.2=70, No.3=1920, Manduamas No.1=4436, No.2=69, No.3=3164.

Dari 208.000 pemilih yang tercatat di DPT, yang menggunakan hak pilih sebesar 134.138 orang. Hasil rekapitulasi dari PPK ini bersumber dari pantauan tim PEDULI TAPTENG. Oleh karena itu bisa saja terdapat kekeliruan. Hasil final masih harus menunggu pengumuman dari KPUD Tapteng yang rencananya akan diumumkan Kamis, (17/3/2011).

Minggu, 13 Maret 2011

Pendukung Bosur Konvoi Kemenangan

Pantauan PEDULI TAPTENG ONLINE kemarin di beberapa TPS memberikan signal kemenangan bagi Bonaran-Sukran. Hampir di semua TPS yang dikunjungi menunjukkan kemengan Bosur. Bahkan TPS yang berada di Pandan, ibukota Tapanuli Tengah semuanya dimenangi Bosur.

Kemarin (12/3/2011) usai penghitungan suara rakyat langsung tumpah ke jelan meluapkan kegembiraan mereka. Di Gontingmahe dan Kolang anak-anak muda dengan sepeda motor, langsung berkonvoi di jalan seraya meneriakkan "Bosur, Bosurrrrrrrrrrr,Bosurrrrrr". Yel-yel untuk pasangan Bonaran Situmeang-Sukran Tanjung.

Di Kolang sekelompok anak-anak berarak di atas pick-up sambil menyanyikan lagu: "Garuda Didadaku", yang syairnya telah diubah menjadi "Bonaran di dadaku".

Konvoi dan arak-arakan disambut rakyat yang telah berkumpul di pinggir-pinggir jalan. Sambil mengacungkan jari telunjuk ke atas, simbol kampanye pasangan calon nomor 1, Bonaran-Sukran rakyat terlihat larut dalam kemenangan.

Konvoi yang disambut mayarakat dengan antusian membuat seorang warga menangis terharu. "Sudah 64 tahun umur saya, baru kali ini saya meilhat begitu antusiasnya warga mengikuti Pemilu, dan merayakan kemenanangan" ungkap seorang bapak di Tarutung Bolak.

Rabu, 02 Maret 2011

Awas, Pilkada Tapteng Curang!!!!

Tak ada yang lebih mencemaskan dari Pilkada Tapteng yang akan dilaksanakan 12 Maret 2011 ini selain kecurangan. Pantauan PEDULI TAPTENG ONLINE ke daerah-daerah menguatkan kecemasan itu.

Pada umumnya setiap warga yang kami temui mencemaskan hal itu. "Apakah kalian bisa mengawal suara kami agar tidak hangus?" ungkap seorang warga di Sirandorung. Mereka kemudian membuka lembaran hitam demokrasi di Tapteng.

Lima tahun lalu, Tuani menang dengan cara curang. Tuani dengan dukungan KPUD berhasil mencoret keikutsertaan Roslila di Pilkada. Pada pemilihan legislatif tahun lalu, banyak penggelembungan suara yang kemudian mendudukkan calon-calon dukungan Tuani.

Dari pengalaman masa lalu, modus kecurangan bermacam-macam. Mulai dari mengadakan perhitungan suara pada malam hari, pencontrengan sisa kertas suara sampai pada penyuapan saksi.

Pilkada 12 Maret ini disinyalir tak lepas dari kecurangan. Info yang berhasil kami dapat dari kalangan "orang dalam" tuan i menyebut kemungkinan modus curang yang dipakai adalah dengan tidak memberi undangan pemilih kepada para pendukung BOSUR.

Modus lain yang bakal mungkin terjadi adalah mengarahkan para pemilih di TPS untuk mencontreng calon tertentu. Hal ini diperkirakan akan dilakukan kepada para pemilih yang tak melek huruf, para lansia dan orang cacat.