Sabtu, 25 September 2010

Peta Politik Belum Jelas

Menjelang Pemilihan Kepala Daerah Tapanuli Tengah 2010, kondisi politik di Tapteng saat ini menggeliat. Banyak bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati yang mulai bermunculan mulai dari yang serius sampai yang sekedar penggembira. Sejauh ini ada 6 balon bupati wakil bupati yang muncul ke permukaan. Mereka adalah Bonaran Situmeang-Imal Raya Harahap,Albiner Sitompul-Jody Simanungkalit, Ny Dina Samosir-Hikmal Batubara, Syukran Tanjung-dr Agus Hutagalung.

Sedangkan nama-nama balon bupati yang belum menyatakan pasangannya adalah Efendi Pohan dan Edison Simbolon. Sejauh ini Efendi Pohan kebingungan menentukan siapa yang bakal mendampinginya menuju Pandan-1. Saat ini beredar isu dia akan menggandeng Tony Agustinus Lbn Tobing. Nama lain yang disebut sedang dipertimbangkan adalah Basar Sibarani. Sementara itu Edison Simbolon belum jelas berpaangan dengan siapa.

Melihat banyaknya balon yang muncul dan aturan yang mengharuskan bahwa seorang balon bupati/wakil bupati diusung minimal 15% suara di DPRD Tapteng maka dipastikan hanya ada maksimal 4 pasangan calon yang akan berlaga di Pilkada 2011 dari jalur partai. Selebihnya jika ingin maju di Pilkada harus melalui jalur perseorangan. Namun sejauh ini tak ada tanda-tanda balon-balon di atas akan maju dari perseorangan. Saat ini komposisi kursi di DPRD Tapteng adalah: Demokrat 13, Golkar 4, PNI Marhaenisme 3, PIB 2, PAN 2, PDIP 2, PKB 1, PPI 1, PKPB 1, Gerindra 1.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun PEDULI TAPTENG ONLINE, pasangan Ny Dina-Hikmal bakal diusung oleh PIB dan Partai Marhaenis serta parta-partai kecil lain. Pasangan ini juga kini sedang melobi PDIP. Menurut orang dekat Ny Dina, pasangan ini akan siap maju dari jalur perseorangan bila PIB dan Marhaenis mengubah haluan.

Saat ini santer beredar isu bahwa Efendi Pohan telah mendapat tiket maju di Pilkada dengan dukungan Partai Demokrat. Tapi isu yang berhembus dari tim Bonaran, Bonaran juga disebut-sebut telah mendapat restu dari Demokrat. Di pihak lain Edison juga disebut bakal maju dari partai Demokrat. Siapakah yang bakal diusung Demokrat, sampai saat ini masih belum jelas.

Jika Demokrat mengusung sendiri calonnya dan Marhaenis serta PIB mengusung Ny Dina-Hikmal, maka kemungkinan 2 pasangan lain akan muncul dari hasil koalisi partai-partai yang memiliki kursi di DPRD. Saat ini kemungkinan koalisi antar partari masih sangat terbuka.

Melihat hampir semua balon mendaftar ke partai yang sama, maka sangat sulit diprediksi siapa yang bakal maju di pilkada dan siapa yang bakal layu sebelum berkembang.

3 komentar:

  1. aku komentar dan beri saran kepada seluruh masyarakat tuani... siapapun yang akan maju majulah seluruhnya yang penting asal bukan DINA RIANA SAMOSIR yang jadi pemenang....
    manusia bejat itu sekeluarga.....
    menikah pun dengan TUANI TOBING karena sudah hamil duluan....
    hei TUANI.... CARI DULU DUKUN YANG LEBIH KUAT DARI DUKUN ISTRIMU... BIAR SEMBUH KAU DARI PENGARUH DUKUN ISTRIMU YANG BUPATI HINGGA IPAR IPARMU PUN IKUT IKUTAN JADI BUPATI...

    BalasHapus
  2. Selamat Sore

    posting ini sudah cukup lama, tetapi tidaklah terlalu salah kalau sekarang saya memberi pandangan mengingat pestanyapun masih dalam tehap permulaan.

    Menarik memang mengamati kondisi perpolitikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang membuat menarik adalah " Isteri Bapak Bupati" maju sebagai Calon Bupati. Hal ini menimbulkan kondisi yang sangat mengerikan, karena :

    1. Bupati akan habis masa Baktinya.
    2. Bupati yang sekarang memimpin sangat menyadari bahwa dia tidak malaikat, oleh karena itu beliau membutuhkan orang yang mampu mengamankan kebijakannya, dan melindungi dirinya.
    3. Kalau seandainya Bupati sekarang maju untuk mencalonkan jadi bupati, tentu beliau harus mengundurkan diri dan menunjuk PLT, dengan kata lain pada saat itu beliau tidak berkuasa lagi.
    4. Sekarang ini kondisinya sangat mengerikan, dimana Isterinya mencalonkan, akan tetapi suaminya tetap jadi penguasa dan tidak perlu mengundurkan diri.
    5. Kalau yang maju itu nantinya hanya dua Calon, maka yang dihadapi kompetitor Isteri , tidak hanya satu tetapi juga Bupati yang sedang berkuasa, yang bisa berbuat apa saja dan tidak bisa dideteksi.

    yang menjadi pertanyaan: APAKAH MASYARAKAT MENGINGINKAN PERUBAHAN.

    Kalau masyarakat menginginkan perubahan, maka perlu dilakukan langkah berikut :

    1. Seluruh Partai Di Tapteng, sepakat menciptakan calon hanya 2 , yaitu Isteri Bupati dan Calon Lain (misalnya Mantan Dandim karena jaringan pengamanan akan solid, sehingga kecurangan dapat diantisipasi)
    2. Seluruh Partai Politik di TapTeng meninggalkan urusan uang, karena yang mampu membeli seluruh kursi di Tapteng mungkin hanya satu orang.
    3. Dorong Bupati sekarang untuk non aktif selama masa kampanye, sampai PILKADA selesai, mengingat yang maju PILKADA adalah Isterinya.Eloknya seperti itu, tapi apakah itu di mungkinkan dalam UU Pemilu

    Selamat Merenung

    BalasHapus
  3. Selamat Sore,

    Saya ingin koreksi, setelah saya baca UU No.32 tahun 2004, tidak ada mengatur apabila Isteri Bupati mencalonkan jadi Bupati. jadi Mendorong Bupati yang Isterinya mencalonkan jadi Bupati untuk non aktif kurang elok, tetapi tugas masyarakat lah mengawasi agar Bupati berlaku adil, jujur dan transparan, namun itu semuanya terpulang kepada Itikad Bupati itu sendiri.

    BalasHapus