Jumat, 02 April 2010

Kisah Penyaliban di Bukit Anugerah

Tadi siang jam 3 sore, Bukit Anugerah dipenuhi oleh orang-orang dari seluruh penjuru di Tapanuli Tengah.

Pasalnya seorang hamba Tuhan yang disalibkan di sana. Tuduhan palsu telah berhasil digalang oleh kepala dinas kehutanan Kabupaten Tapanuli Tengah dalam kasus pembabatan hutan register 47.

Selain tuduhan di atas, korban juga telah dituduh berniat menggulingkan pemerintah yang sah serta ingin menjadi raja Tapteng di tahun 2011. Raja yang memerintah seluruh "eks keresidenan Tapanuli" gusar dengan berita itu. Oleh karena itu mereka bersekongkol untuk menyalibkannya.

Rakyat yang sudah terprovokasi, meminta agar hamba Tuhan di salibkan. “Salibkan dia”, “Salibkan Dia” kata orang banyak.

Diapun diarak ke Bukit Anugerah. Sesampai di bukit anugerah para algojo menyalibkan orang itu. Tak seperti biasanya orang itu, bisa membela diri,...kali ini dia diam saja atas penyaliban itu.

Di bukit Anugerah terdapat dua orang penjahat yang terlebih dulu disalibkan. “Katanya kamu hebat, punya massa FPTR. Kalau kau benar punya massa, suruhlah massamu itu datang menyelamatkanmu” kata penjahat yang disebelah kiri.

Tiba-tiba terdengar suara dari sebelah kanan. “Hai bro! Kau jangan begitu bro. Dia tak bersalah, dia  disalibkan karena dia menyelamatkan petani karet di Purbatua dan masyarakat korban penyerobotan tanah” penjahat disebelah kanan menegurnya. "Dia tak pantas dihukum, kitalah yang pantas dihukum" ia menambahkan.

"Saya tak pantas dihukum. Buktikan kesalahan saya bro" kata penjahat disebelah kiri membela diri.

"Lihat kawasan bukit anugerah ini, sudah habis kau babat hutannya bro! Ini hutan lindung bro. Dan lihat dimana patung yang dulu kau janjikan berdiri di sini, anggaran sudah cair tapi kuku patung anugerah pun sampai saat ini belum kelihatan" penjahat sebelah kanan menjawab.

Hamba Tuhan yang dari tadi diam saja menahan sakit, terusik dengan percakapan kedua orang itu.
“Pasti saya kenal mereka berdua ini” pikirnya dalam hati.
Penasaran dengan kedua orang itu, dia pun memalingkan pandangannya ke sebelah kanan.

“Pastor Rantinus!” yang sebelah kanan bicara. Alangkah kagetnya ia, ternyata penjahat yang disebelah kanannya adalah Edianto Simatupang. "Kau rupanya, Edi!" Pastor Rantinus memandang seolah tak percaya.

Lalu Edi bermain mata, seolah mau mengajak agar Rantinus memandang ke sebelah kiri juga.

Lalu, pelan-pelan HambaTuhan memalingkan pandangannya ke sebelah kiri. Bulu kuduknya langsung berdiri. Ia langsung naik tensi. Darahnya berdesir dan jantungnya berdegup dengan kencang. “Kau rupanya!” katanya sambil menahan emosi. Ternyata orang yang disalibkan di sebelah kirinya adalah Tuani Lbn Tobing (Bupati Tapanuli Tengah). Ha...haha...ada-ada saja.[sumber cerita:oposisisibolgataptng@yahoo.co.id]

2 komentar:

  1. Hanya Orang bodoh dan punya maksud lain yang selalu objektif dalam menyingkapi seluruh masalah yang ada di negara ini. Orang pintar lebih suka menggunakan pragma bahasa yang objektif. Sekalipun salah, salahkanlah pemilih yang telah memilih beliau sebagai bupati untuk periode kedua. Hal ini juga jelas tergambar dalam pemilu presiden dan gubernur Sumut. Semua hal yang menyangkut kesalahan pribadi tentu akan menjadi tanggung jawab kepada masyarakat pemilih, negara, dan Tuhannya.

    Janganlah kita mau diadu domba demi kepentingan orang-orang yang belum tentu benar-benar berhati malaikat. Jangan biarkan iri dengki dari daerah lain akan terpuaskan oleh kehancuran yang kita rancang, lakukan dan alami sendiri.

    Cukuplah kita berpolemik kalau memang tidak ada muatan dan kepentingan politik di dalamnya.

    Mari kita sukseskan Pemilu Tapteng periode 2011 - 2016 dengan baik, hati dan pikiran yang jernih, mencintai daerah ini dan segala asset di dalamnya, tenang dan dalam damai sejatera.

    Pilihlah pemimpin yang benar-benar bersih, baik, agamis dan berpikir revolusioner demi kemakmuran daerah yang kita cintai bersama ini.

    Buang sikap apatis dan anarkis demi keamanan, kesejahteraan dan harga diri daerah kita.

    Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan damai sejahtera dan kasih, amin.

    BalasHapus
  2. adalah bodoh kalo kita hanya memikirkan kepentingan pribadi (dapat apa saya..?, dll) apa yg dilakukan tuani adalah untuk kepentingan masyarakat Tapteng. Maju Terus Tuani.

    BalasHapus